
Labkesmas Baturaja Sampaikan Rekomendasi Surveilans DBD kepada Dinkes dan Diknas OKU
“Jumantik Sekolah, program pemberantasan dengue yang perlu dihidupkan kembali.” Kalimat ini menjadi tajuk rekomendasi yang disampaikan oleh tim Labkesmas Baturaja kepada Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) pada hari Kamis(05/12). Rekomendasi yang dirumuskan dari hasil kegiatan survei jentik di sekolah ini, disampaikan langsung oleh Kepala Loka Labkesmas Baturaja, Anif Budiyanto, SKM., M.Epid., dengan didampingi oleh Milana Salim, S.Si., M.Sc. selaku Ketua Timker Surveilans Penyakit, Febriyanto,SKM., M.Bmd., yang menjabat sebagai Ketua Timker Mutu dan Pengembangan SDM, serta Lasbudi P. Ambarita, S.Si., M.Sc, selaku Kepala Instalasi Sarpras dan pengembangan Teknologi Tepat Guna.
Kabid P2P Dinas Kesehatan, Andi Prapto, SKM., MM; menerima tim Labkesmas Baturaja, bersama dengan Ketua Tim P2PM, Amrina Yulita, SKM., MKM; dan Pengelola Program DBD, Nyuwanto Wijaya, SKM. Dalam kesempatan tersebut, Andi menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan surveilans jentik di sekolah yang dilakukan oleh Labkesmas Baturaja, mengingat pada tahun 2023 kasus DBD di Kabupaten OKU sangat tinggi, bahkan hampir dinyatakan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Memutus mata rantai penularan kasus dengan fogging massal telah diupayakan oleh Dinas Kesehatan, tetapi kegiatan surveilans jentik tetap perlu dilakukan. Ke depan, beliau merekomendasikan agar kegiatan surveilans jentik sekolah, tidak hanya dilakukan di sekolah-sekolah umum saja, tetapi dapat meluas hingga ke pondok pesantren.
Berlanjut ke Dinas Pendidikan Kab. OKU, tim Labkesmas dengan didampingi oleh tim dari Dinas Kesehatan, disambut dengan baik oleh H. Ade Ridwan, S.Pd., M.Si. selaku Kasi Kurikulum dan Candra Harapan, S.Pd., MM., selaku Pengelola Data dan Informasi Peserta Didik.
Kepala Labkesmas Baturaja menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan, menjelaskan secara singkat mengenai hasil kegiatan surveilans dan adanya program edukasi siswa mengenai nyamuk penular penyakit yang ada di Labkesmas Baturaja yakni Wisata Ilmiah. Lebih rinci, hasil kegiatan survei jentik di sekolah disampaikan oleh Milana Salim, yang juga menjadi ketua tim dalam kegiatan survei jentik tersebut. Berdasarkan hasil survei tersebut, diketahui bahwa persentase sekolah yang terdapat jentik di Kecamatan Baturaja Timur masih cukup tinggi, yakni di kisaran angka 72,3 persen. Total sekolah yang diperiksa sebanyak 95 kawasan, mulai dari tingkat TK sampai dengan SMA. Karena itulah, Labkesmas Baturaja memberikan beberapa rekomendasi sebagai tindak lanjut dari hasil kegiatan surveilans tersebut.
Salah satu butir rekomendasi yang disampaikan adalah agar pihak sekolah dapat mengaktifkan program Jumantik Sekolah dan menjadikannya sebagai salah satu trias Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah (UKS/M) yang diantaranya mengawasi dan membasmi jentik-jentik nyamuk penular dengue pada tempat-tempat yang menampung air di lingkungan sekolah.
Menanggapi hal ini, Ade dan Candra mengatakan akan menindaklanjuti dengan membuat rencana untuk mensinergikan program Jumantik Sekolah dengan program Gerakan Sekolah Sehat (GSS) dari Dinas Pendidikan. Namun, diperlukan adanya penguatan dari Dinas Kesehatan melalui perpanjangan tangannya yakni Puskesmas, untuk memantau pelaksanaan kegiatan Jumantik Sekolah misalnya melalui integrasi program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
Untuk mendukung terlaksananya rencana tersebut, Labkesmas Baturaja menawarkan kolaborasi melalui kegiatan kunjungan Wisata Ilmiah bagi para siswa dan guru yang bersedia menjadi tim Jumantik Sekolah. Setiap sekolah dapat mengirimkan utusannya untuk mendapatkan edukasi mengenai perilaku nyamuk penular DBD, dimana saja tempat-tempat perkembangbiakannya, dan cara memberantas sarang nyamuk yang efektif untuk mencegah terjadinya penularan penyakit dengue atau DBD.
Kerjasama lintas sektor antara Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan dan Labkesmas Baturaja sangat diperlukan agar program Jumantik Sekolah dan juga gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3M Plus di sekolah dapat terlaksana dengan efektif dan berkesinambungan, dan dapat menjadi program unggulan dalam pemberantasan penyakit dengue di wilayah Kabupaten OKU. (ms/df)